Kekhasan Pola Cerita Dalam Novel Karya
Nh. Dhini
Putri Elizabeth K., 2115110787, II-B
Sebagai pengarang, Nh. Dini termasuk salah satu
pengarang yang kreatif dan juga banyak karyanya yang dapat dikatakan cemerlang
dalam perjalanan kesusastraan di Indonesia. Banyak karya yang telah ditulisnya,
baik itu puisi, cerpen, maupun novel. Karya puisi yang telah ditulisnya ialah
“Februari” (1956), “Pesan Ibu” (1956), “Kapal di Pelabuhan Semarang” (1956),
“Kematian” (1968), “Berdua” (1958), “Surat Kepada Kawan” (1964), “Bertemu
Kembali” (1964), “Dari Jendela” (1966), “Sahabat” (1968), “Kotaku” (1968),
“Penggembala” (1968), “Terpendam” (1969), “Pulau yang Ditinggal” (1969), “Bulan
di Abad yang Akan Datang” (1969), “Anakku Bertanya” (1969), “Tetangga” (1970),
“Kelahiran ” (1970), “Burung Kecil” (1970), “Pagi Bersalju” (1970), “Sesaudara”
(1970), “Jam Berdentang” (1970), “Musim Gugur di Hutan” (1970) “Penyapu Jalan
di Paris” (1970), “Yang Telah Pergi”(1970), “Rinduku” (1970). “Tak Ada yang
Kulupa” (1971), Le havre” (1971), “Paeis yang Kukenal” (1971), “Mimpi” (1971),
“Dua yang Pokok” (1971), dan “Kemari Dekatkan Kursimu” (1971).
Cerita pendek yang ditulisnya terkumpul dalam tiga
kumpulan cerita pendek, yaitu Dua Dunia (1956), Tuileries (1982), serta Segi
dan Garis (1983). Kumpulan cerpen Dua Dunia terdiri atas tujuh cerpen, yaitu
“Dua Dunia”, “Istri Prajurit”, “Djatayu”, “Kelahiran”, “Pendurhaka”, “Perempuan
Warung, dan “Penemuan”. Kumpulan cerpen Tuileries terdiri atas dua belas
cerpen, yaitu “Tuileries”, “Kucing”, “Pabrik”, “Hari Larut di Kampung Borjuis”,
“Kalipasir”, “Jenazah”, “Pencakar Langit”, “Matinya Sebuah Pulau”, “Pasir
Hewan”, “Burung Putih”, “Tanah yang Terjanjikan”, dan “Warga Kota”.Kumpulan
cerpen Segi dan Garis terdiri atas dua belas cerpen, yaitu “Di Langit di Hati”,
“Di Pondok Salju”, “Hujan”, “Ibu Jeantte”, “Janda Muda”, “Kebahagiaan”, “Keluar
Tanah Air”, “Pandanaran”, “Penanggung Jawab Candi”, “Perjalanan”, “Sebuah
Teluk”", dan “Wanita Siam”. Kumpulan cerpen yang lain ialah Liar (1989)
(perubahan judul kumpulan cerpen Dua Dunia) dan Istri Konsul (1989)
Novel yang telah ditulisnya ialah Dua Dunia, (1956),
Hati yang Damai (1961), Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975), Namaku
Hiroko (1977), Keberangkatan (1977), Sebuah Lorong di Kotaku (1978), Langit dan
Bumi Sahabat Kami (1979), Padang Ilalang di Belakang Rumah (1979), Sekayu
(1981), Kuncup Berseri (1982), Orang-Orang Trans (1985), Pertemuan Dua hati
(1986), Jalan Bandungan (1989), Tirai Menurun (1993), dan Kemayoran (2000).
Karya lain yang ditulisnya ialah Pangeran dari Negeri
Seberang (Biografi penyair Amir Hamzah) (1981), Dongeng dari Galia Jilid I dan
II (cerita rakyat Prancis) (1981), Peri Polybotte (cerita rakyat Prancis)
(1983), dan Sampar (novel terjemahan dari La Peste karya Albert Camus) (1985).
Dari sekian banyak karya yang beliau tulis, saya
ingin mencoba untuk mengkaji mengenai pola yang khas dari karyanya. Tetapi dari
sekian banyak karyanya, saya akan mengambil 2 sample dari novelnya yang
terpopuler, yaitu Pada Sebuah Kapal dan La Grande Borne. Kebanyakan novel Nh.
Dini saling terkait satu sama lainnya, seperti pada Cerita Kenangan 1, terdiri dari 4 seri,
yaitu: Sekayu, Sebuah Lorong dikotaku, Padang
Ilalang di belakang rumah, serta Kuncup
Berseri. Kesemua buku itu menceritakan tentang kehidupan Nh. Dini
dari masa kecil sampai menginjak usia remaja. Background cerita disetiap
bukunya adalah kampung Sekayu, sebuah kampung kecil yang terletak di Semarang,
tempat Nh. Dini dibesarkan. Cerita
Kenangan 2, terdiri dari 5 seri, yaitu Kemayoran, Jepun Negerinya Hiroko, Dari Parangakik Ke Kampuchea, Dari
Fontennay ke Magallianes, La Grande Borne serta Argenteuil.
Dalam pengkajian yang akan saya lakukan, saya
berupaya untuk membongkar pola cerita yang khas dalam novel karya Nh. Dini.
Apakah ada kesamaan pola cerita dari setiap novel karya Nh. Dini? Jika ada, apa
keunikan dari setiap novelnya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya akan
mengkaji 2 sample novel yang dianggap mewakili banyak karyanya dengan teori
naratologi feminis. Dengan teori naratologi feminis kita dapat menganalisis
hubungan antar-aktan dalam cerita berdasarkan pola berikut. Setiap cerita
memiliki Aktan-Subyek yang menginginkan Aktan-Obyek. Dalam proses tersebut,
terdapat Aktan-Kuasa yang memungkinkan/ tidak memungkinkan Aktan-Penerima/
Subyek untuk mendapatkan Obyek. Dalam upaya mendapatkan obyeknya, Subyek
biasanya akan dibantu oleh Aktan-Penolong, tetapi juga dihalangi oleh Aktan-Penentang.
Kata-kata “menginginkan”, “memungkinkan/ tidak memungkinkan”, “membantu”, dan
“menghalangi” merupakan fungsi dari hubungan aktan-aktan itu. Dengan demikian,
jika diterapkan pada novel “Pada Sebuah Kapal” dan “La Grande Borne”, maka
secara ringkas akan terlihat pola hubungan aktannya sebagai berikut:
Dalam novel Pada Sebuah Kapal yang menceritakan
kehidupan semasa muda Nh. Dini hingga akhirnya beliau menikah dengan seorang
diplomat Prancis, dalam novelnya, beliau menamakan dirinya atau si tokoh aku sebagai
“Sri”. Pemaparan cerita sejak Sri muda hingga akhirnya Sri menikah dengan
diplomat, dibawanya hidup di Kobe, Jepang hingga kehidupan rumah tangga yang
tidak harmonis merupakan konflik yang hampir selalu di munculkan dalam
noverlnya ini. Lucunya dalam novel ini, Nh. Dini membagi dua sudut pandang,
pertama sudut pandang sebagai aku yang diperankan oleh Sri, kedua ada tokoh
akuan yang di perankan oleh salah seorang tokoh dalam novel tersebut.
Dalam novel kajian yang kedua, saya mengambil
judul “La Grande Borne” isi cerita masih seputar kehidupan rumah tangga yang
berliku, tetapi dalam novel ini Nh. Dini menamai tokoh aku atau dirinya sebagai
“Dini” bukan “Sri”. Beberapa peran yang disajikan dalam novel La Grabde Borne
ini hampir sama, hanya memiliki nama-nama yang berbeda, ada juga beberapa nama
dari seri novel Pada Sebuah Kapal yang tetap disebut sebut dalam novel ini.
Cerita yang dipaparkan oleh Nh. Dini dalam
novel-novelnya begitu menarik, penggunaan bahasa dan kata-kata yang tidak
monoton menjadi daya tarik tersendiri dari novel karya Nh. Dini. Untuk itu saya
berusaha mengkaji novel-novel pilihan karya Nh. Dini, pola cerita dan keunikan
lain akan menjadi bahan kajian saya, dengan teori naratologi feminis yang saya
anggap dapat membantu saya dalam menjabarkan isi novel karya Nh. Dini dengan
lebih praktis.
By : Priscilla Putri Elizabeth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar