Senin, 21 Januari 2013

Mengakaji Puisi Karangan Bunga Karya Taufiq Ismail dengan Pendekatan Semiotik



Mengakaji Puisi Karangan Bunga Karya Taufiq Ismail dengan Pendekatan Semiotik


            Semiotika adalah ilmu tentang tanda, cara kerjanya, penggunaannya, dan apa yang kita lakukan dengannya (Zaimar, 1990; Zoest, 1993). Menurut Aminuddin (1997), wawasan semiotikdalam kajian sastra memiliki tiga asumsi. Pertama, karya sastra merupakan gejala komunikasi yang berkaitan dengan pengarang, karya sastra sebagai sistem tanda, dan pembaca. Kedua, karya sastra merupakan salah satu bentuk penggunaan sistem lambang yang memiliki struktur. Ketiga, karya sastra merupakan fakta yang harus direkonstruksikan oleh pembaca sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya.
Teori semiotik memperhatikan segala faktor yang ikut memainkan peranan dalam komunikasi, seperti faktor pengirim tanda, penerimaan tanda, dan struktur tanda itu sendiri. Berdasarkan penjelasan diatas diketahui karya sastra itu merupakan struktur bermakna. Hal ini mengingat bahwa karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Dalam usaha menangkap, memberi, dan memahami makna yang terkandung didalam karya sastra, pembacalah yang sangat berperan. Karya sastra tidak akan mempunyai makna tanpa ada pembaca yang memberikan makna kepadanya
Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat).
     
·         Ikon
Ikon (iconic sign) adalah segala sesuatu yang dapat dikaitkan dengan sesuatu yang lain. Hubungannya terletak pada persamaan atau kemiripan. Tanda ikonik dapat mengungkapkan sesuatu karena antara penanda dan petanda memiliki keserupaan atau kemiripan wujud ataupun kualitas-kualitas tertentu. Ikon adalah ungkapan ‘tanda’ suatu objek berdasarkan persepsi imajinatif yang mengaitkan objek tersebut dengan objek lain yang belum tentu ada. Zoest mengurai ikon dalam tiga macam perwujudan: 1) ikon spasial atau topologis, yang ditandai dengan adanya kemiripan antara ruang atau profil dan bentuk teks dengan apa yang diacunya; 2) ikon relasional atau diagramatik, di mana terjadi kemiripan antara hubungan dua unsur tekstual dengan hubungan dua unsur acuan; dan 3) ikon metafora, di sini bukan lagi dilihat adanya kemiripan antara tanda dan acuan, namun antara dua acuan, artinya dua acuan dengan tanda yang sama (Dahana, 2001: 22; Sobur, 2004: 158).
    
·         Simbol
Simbol adalah ungkapan ‘tanda’ suatu objek berdasarkan konsep tertentu, biasanya asosiasi terhadap suatu gagasan umum. 
      
·         Indeks
Indeks (indexical sign) menunjukan pada sesuatu, bukan berdasarkan pada kemiripan tetapi lebih menekankan pada keterkaitan logisnya atau hubungan kausalitasnya (sebab-akibat). Indeks adalah ungkapan ‘tanda’ atau representasi suatu objek akibat hubungan dinamis antara objek yang diterima secara fisik dan mempengaruhi perasaan atau ingatan seseorang dalam pembentukan persepsinya.
Analisis puisi dengan menggunakan pendekatan semiotik:
     
Karangan Bunga

Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu.

Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi.
      
            Dalam puisi tersebut dapat dianalisis dengan pendekatan semiotik yang memperhatikan unsur symbol-simbol yang digunakan pada puisi tersebut. Pada puisi di atas yang berjudul Karangan Bunga penyair menggambarkan situasi yang sangat menyedihkan. Puisi Karangan Bunga menggambarkan situasi yang sedang dialami pada saat itu, tepatnya saat peristiwa demonstrasi mahasiswa pada tahun 1966 menentang orde lama.
            Pada bait Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke salemba Sore itu Tiga anak kecil yang mewakili golongan manusia lemah, masih suci dan murni hatinya, yang sebenarnya belum tahu apa-apa tentang peristiwa demonstrasi itu di Salemba. Akan tetapi mereka bertiga sudah mampu menyatakan turut berduka cita terhadap peristiwa demonstrasi yang terjadi di Salemba. Tiga anak kecil dengan langkah yang malu-malu untuk datang ke Salemba dengan membawa karangan bunga untuk para pahlawan, yaitu para mahasiswa yang ditembak mati oleh sang penguasa.
            Selanjutnya pada bait Ini dari kami bertiga Pita hitam pada karangan bunga sangat jelas menggambarkan betapa pedulinya tiga anak kecil yang belum tahu apa-apa tentang persoalan peristiwa demonstari yang terjadi di Salemba. Tiga anak kecil tersebut juga menggambarkan rasa sedih dan turut berduka cita dengan membawa dan memberikan sebuah pita hitam yang berada pada seebuah karangan bunga.
            Pada bait Sebab kami ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati Siang tadi sudah sangat bisa ditebak, bait ini menggambarkan sebuah kesedihan yang amat mendalam dirasakan oleh banyak pihak, termasuk tiga anak kecil yang membawa karangan bunga dengan pita hitamnya. Pada bait tersebut juga menggambarkan betapa tiga anak kecil yang sangat berduka cita dengan kejadian di Salemba. Tiga anak kecil sangat berduka cita dengan kejadian di Salemba yang harus menewaskan mahasiswa. Mahasiswa itu adalah Arif Rahman Hakim yang berjuang pada tahun 1966 melawan orde lama. Mahasiwa tersebut mati ditembak oleh sang penguasa di negeri ini.
 



By : Priscilla Putri Elizabeth

4 komentar: