Mengakaji Puisi Karangan Bunga Karya
Taufiq Ismail dengan Pendekatan Semiotik
Semiotika
adalah ilmu tentang tanda, cara kerjanya, penggunaannya, dan apa yang kita
lakukan dengannya (Zaimar, 1990; Zoest, 1993). Menurut Aminuddin (1997),
wawasan semiotikdalam kajian sastra memiliki tiga asumsi. Pertama, karya sastra
merupakan gejala komunikasi yang berkaitan dengan pengarang, karya sastra
sebagai sistem tanda, dan pembaca. Kedua, karya sastra merupakan salah satu
bentuk penggunaan sistem lambang yang memiliki struktur. Ketiga, karya sastra
merupakan fakta yang harus direkonstruksikan oleh pembaca sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya.
Teori semiotik
memperhatikan segala faktor yang ikut memainkan peranan dalam komunikasi,
seperti faktor pengirim tanda, penerimaan tanda, dan struktur tanda itu
sendiri. Berdasarkan penjelasan diatas diketahui karya sastra itu merupakan
struktur bermakna. Hal ini mengingat bahwa karya sastra merupakan sistem tanda
yang mempunyai makna yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa.
Dalam usaha menangkap, memberi, dan memahami makna yang terkandung didalam
karya sastra, pembacalah yang sangat berperan. Karya sastra tidak akan
mempunyai makna tanpa ada pembaca yang memberikan makna kepadanya
Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul
dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks
(tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat).
·
Ikon
Ikon
(iconic sign) adalah segala sesuatu yang dapat dikaitkan dengan sesuatu yang
lain. Hubungannya terletak pada persamaan atau kemiripan. Tanda ikonik dapat
mengungkapkan sesuatu karena antara penanda dan petanda memiliki keserupaan
atau kemiripan wujud ataupun kualitas-kualitas tertentu. Ikon adalah ungkapan
‘tanda’ suatu objek berdasarkan persepsi imajinatif yang mengaitkan objek
tersebut dengan objek lain yang belum tentu ada. Zoest mengurai ikon dalam tiga
macam perwujudan: 1) ikon spasial atau topologis, yang ditandai dengan adanya
kemiripan antara ruang atau profil dan bentuk teks dengan apa yang diacunya; 2)
ikon relasional atau diagramatik, di mana terjadi kemiripan antara hubungan dua
unsur tekstual dengan hubungan dua unsur acuan; dan 3) ikon metafora, di sini
bukan lagi dilihat adanya kemiripan antara tanda dan acuan, namun antara dua
acuan, artinya dua acuan dengan tanda yang sama (Dahana, 2001: 22; Sobur, 2004:
158).
·
Simbol
Simbol
adalah ungkapan ‘tanda’ suatu objek berdasarkan konsep tertentu, biasanya
asosiasi terhadap suatu gagasan umum.
·
Indeks
Indeks
(indexical sign) menunjukan pada sesuatu, bukan berdasarkan pada kemiripan
tetapi lebih menekankan pada keterkaitan logisnya atau hubungan kausalitasnya
(sebab-akibat). Indeks adalah ungkapan ‘tanda’ atau representasi suatu objek
akibat hubungan dinamis antara objek yang diterima secara fisik dan
mempengaruhi perasaan atau ingatan seseorang dalam pembentukan persepsinya.
Analisis puisi dengan menggunakan pendekatan
semiotik:
Karangan Bunga
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu.
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu.
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi.
Dalam puisi tersebut dapat dianalisis dengan pendekatan
semiotik yang memperhatikan unsur symbol-simbol yang digunakan pada puisi tersebut.
Pada puisi di atas yang berjudul Karangan Bunga penyair menggambarkan situasi
yang sangat menyedihkan. Puisi Karangan Bunga menggambarkan situasi yang sedang
dialami pada saat itu, tepatnya saat peristiwa demonstrasi mahasiswa pada tahun 1966 menentang
orde lama.
Pada
bait Tiga
anak kecil Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba Sore itu Tiga anak kecil yang mewakili golongan
manusia lemah, masih suci dan murni hatinya, yang sebenarnya belum tahu apa-apa
tentang peristiwa demonstrasi itu di Salemba. Akan tetapi mereka bertiga sudah
mampu menyatakan turut berduka cita terhadap peristiwa demonstrasi yang terjadi
di Salemba. Tiga anak kecil dengan langkah yang malu-malu untuk datang ke
Salemba dengan membawa karangan bunga untuk para pahlawan, yaitu para mahasiswa
yang ditembak mati oleh sang penguasa.
Selanjutnya pada bait Ini dari kami bertiga Pita hitam pada karangan bunga sangat jelas menggambarkan
betapa pedulinya tiga anak kecil yang belum tahu apa-apa tentang persoalan
peristiwa demonstari yang terjadi di Salemba. Tiga anak kecil
tersebut juga menggambarkan rasa sedih dan turut berduka cita dengan membawa
dan memberikan sebuah pita hitam yang berada pada seebuah karangan bunga.
Pada bait Sebab kami ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati Siang tadi sudah sangat bisa ditebak,
bait ini menggambarkan sebuah kesedihan yang amat mendalam dirasakan oleh
banyak pihak, termasuk tiga anak kecil yang membawa karangan bunga dengan pita
hitamnya. Pada bait tersebut juga menggambarkan betapa tiga anak kecil yang
sangat berduka cita dengan kejadian di Salemba. Tiga anak kecil sangat berduka
cita dengan kejadian di Salemba yang harus menewaskan mahasiswa. Mahasiswa itu
adalah Arif Rahman Hakim yang berjuang pada tahun 1966 melawan orde lama.
Mahasiwa tersebut mati ditembak oleh sang penguasa di negeri ini.
By : Priscilla Putri Elizabeth
TERIMA KASIH ATAS TULISAN INI. SAYA SANGAT TERBANTU
BalasHapusSemoga bermanfaat :)
Hapusterimakasih sangat membantu
BalasHapusmakasih
BalasHapus