Sabtu, 17 Januari 2015

Kohesi Leksikal dan Kohesi Gramatikal

Kohesi Leksikal dan Kohesi Gramatikal

Kohesi adalah alat linguistik yang berfungsi untuk mentautkan atau menghubungkan leksikogramatika menjadi satu teks atau wacana yang utuh dan holistik.
Linguis seperti Widdowson dan koleganya (1980), membedakan antara pengertian kohesi dan koherensi. Kohesi oleh mereka digunakan untuk merujuk pada pertautan bentuk, sedangkan koherensi digunakan untuk merujuk ke pertautan makna. Akan tetapi, bagi Halliday dan Hasan (1976) beserta kolega mereka, kohesi digunakan untuk merujuk keduanya: pertautan bentuk dan makna sekaligus. Hal ini disebabkan bahwa bentuk merupakan simbol yang merealisasikan maknanya. Dengan demikian, kohesi merupakan pertautan bentuk dan sekaligus makna. Pertautan bentuk dan makna ini lebih dimaksudkan sebagai pertautan makna ideasional (eksperiensial dan logikal) , interpersonal dan tekstual di dalam teks. Oleh karena itu, kohesi merepresentasikan makna pengalaman dan sekaligus makna logisnya, serta makna interpersonal dan tekstual suatu teks. Bersama-sama dengan struktur teks, kohesi menjadi bahasa sebagai teks dalam konteks situasi dan konteks kultural tertentu, yang mengemban fungsi atau tujuan sosial tertentu. (Santosa, 2003)
Terdapat dua macam kohesi dalam teks: gramatikal dan leksikal. Kohesi gramatikal merupakan pertautan logis antara bentuk dan makna sebagai hasil dari hubungan gramatikal baik di dalam klausa maupun antarklausa. Hubungan kohesi di dalam klausa sering ditunjukkan oleh persesuaian (agreement0 antara subjek dan kata kerjanya atau kata penunjuk (deiktik) dan benda yang ditunjuk, antara pronomina dan nomina yang dirujuknya, serta penggunaan konektor dalam kelompok nomina, verba, dan lain sebagainya (Halliday, 1985; Matthiessen, 1992/95). Kohesi di dalam klausa sering disebut sebagai kohesi gramatikal, karena hal itu berkaitan dengan gramatika atau tatabahasa. Kohesi gramatikal ini dapat diklasifikasikan menjadi: item rujukan, substitusi, elipsis, dan konjungsi.
Kohesi leksikal mengungkap hubungan leksikal yang digunakan di dalam suatu teks. Hubungan leksikal tersebut dapat bersifat taksonomis maupun nontaksonomis. Dari masing-masing jenis tersebut akan terbagi-bagi lagi menjadi beberapa subjenis (Martin, 1992).
A.   Kohesi Gramatikal
  • Item Rujukan

Item rujukan (reference item) umumnya merupakan pronomina yang digunakan untuk merujuk sesuatu atau ide baik secara anaforis, kataforis, maupun endoforis. Misalnya I, you, we, they, he, she, it yang merujuk kepada fungsi subjek di dalam konstituen gramatikal sebuah klausa. Dalam Bahasa Indonesia pronomina seperti aku, ku, dia, mereka, dan kami juga merupakan item rujukan yang digunakan untuk merujuk sesuatu. Selain itu, this dan hal ini adalah item rujukan lain yang digunakan untuk merujuk ide. Contoh:
®     John and Mary lived in the city two years ago. They worked as farmers.
®     Selama ini kita hidup dalam keterkekangan. Hal ini membuat kita tidak bisa berbuat banyak.

  • Substitusi

Substitusi adalah pergantian sebagian konstituen dalam klausa ke dalam bentuk gramatika yang lain. Secara gramatikal, konstituen klausa yang diganti adalah konstituen predikator dan komplemennya. Penggantian konstituen ke dalam bentuk gramatika ini didasarkan pada pertimbangan efisiensi berbahasa untuk tidak mengulangi bentuk gramatika yang maknanya sama. Bentuk gramatika “so did” dan “juga” adalah substitusi dari “won” dan “memenangkan”.
®     Tuti won the match, and so did Tono
®     Tuti memenangkan pertandingan, dan juga Tono
  •  Elipsis

Elipsis merupakan sistem kohesi penghilangan konstituen gramatikal dalam rangka efisiensi bahasa. Penghilangan dapat terjadi pada sebagian atau keseluruhan konstituen. Sistem kohesi ini sangat sering digunakan pada ragam bahasa lisan. Contoh:
®     A : What’s your name?
                B : Tono.
           A : Do you lived here?
           B : Ya.
Jawaban B: “Tono” dan “Ya” merupakan bentuk elipsis, karena kalimat lengkapnya ialah “My name is Tono” dan “Ya. I lived around here”.

  •  Konjungsi

Konjungsi adalah unit linguistik yang merepresentasikan realitas logis yang menghubungkan dua kejadian, deskripsi, benda, ide, argumen, atau kesimpulan.
Secara logiko-semantik konjungsi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: elaborasi, eksistensi, dan enhansi.
Konjungsi elaborasi merupakan konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa idenpenden atau parataktik; yang satu memberikan penjelasan yang lainnya. konjungsi ini, dalam bahasa tulis, seperti terlihat pada contoh, sering diwujudkan dengan tanda baca “titik koma/semikolok (;)”, sedangkan dalam bahasa lisan sering diwujudkan dengan jeda.
®     He was a shrewd politician; he always won the debates.
®     Dia seorang dokter yang sangat ahli; diagnosisinya selalu tepat.

Konjungsi kedua, ekstensi, ialah konjungsi yang menghubungkan dua kejadian; yang satu memperluas yang lain dengan cara: menambah, memberikan alternatif, atau mengkontraskan. Secara eksternal konjungsi ini direalisasikan dengan and, or, but (Bahasa Inggris); dan, atau, tetapi (Bahasa Indonesia).
®     My father is a teacher and my mother is a house wife.
®     Take it or leave it
®     Dia ingin sekali menjadi dokter; tetapi ia tidak mempunyai biaya untuk kuliah.

Konjungsi ketiga, enhansi, adalah konjungsi yang menghubungkan dua kejadian melalui pelipatgandaan waktu, sebab-akibat, kondisi, tujuan, dan konsesi.

Pelipatgandaan dengan waktu, dalam konjungsi eksternal, dapat dinyatakan dengan after, before, when, as, since, etc (Bahasa Inggris); setelah, sebelum, sesudah, ketika, sejak, dll (Bahasa Indonesia).
®     He has played tennis since he was nne.
®     As we arrived home, the door was open.
®     Sebelum pawai dimulai, gubernur membuka pesta itu.
®     Sejak orang tuanya meninggal, ia selalu menyendiri.

Konjungsi enhansi sebab-akibat atau alasan menghubungkan dua kejadian dengan memberikan alasannya. Dalam Bahasa Inggris, terdapat konjungsi sebab-akibat secara eksternal, seperti: because, since, for, so that; dan dalam Bahasa Indonesia, seperti: karena, sehingga, maka.
®     They were accused of stealing the car, since they were seen driving the car after the theft.
®     Ia pusing dan muntah karena tidak tahan baunya.

Konjungsi enhansi kondisi, umumnya hanya terdapat pada konjungsi eksternal. Konjungsi ini menghubungkan dua ide; yang satu menjadi kondisi yang lainnya. Dalam Bahasa Inggris terdapat if, unless, dan dalam Bahasa Indonesia terdapat jika, seandainya.
®     If I have more time, I will visit my friend in Bandung.
®     Jika mereka mengikuti nasehat saya, mereka akan sukses.

Konjungsi enhansi tujuan menghubungkan dua kejadian bahwa kejadian yang satu dikerjakan untuk mencapai kejadian yang lain. Dalam Bahasa Inggris konjungsi ini dinyatakan dengan so that, dan dalam Bahasa Indonesia agar.
®     He is studying hard so that he can pass the exam.
®     Ia menjamu tamunya dengan baik sekali agar dia mendapat pujian.

Konjungsi enhansi konsesi menghubungkan kejadian secara eksternal. Kejadian yang satu menjadi konsesi kejadian yang lain. Dalam bahasa Inggris, konjungsi ini dinyatakan dengan although, eventhough, though; sedangkan dalam Bahasa Indonesia dinyatakan oleh meskipun, walaupun.
®     He kept on studying although he had limited budget.
®     Meskipun sudah dihubungi tiga kali, ia tetap tidak datang.

B.   Peran atau Fungsi Konjungsi

Berdasarkan peran dan fungsi konjungsi, setiap bahasa mempunyai dua jenis konjungsi, yaitu konjungsi eksternal dan konjungsi internal (Martin & Rose, 2003).
Konjungsi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua kejadian, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa komplesk atau antara dua klausa simpleks. Sementara itu, konjungsi internal merupakan konjungsi yang menghubungkan argumen atau ide yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.
®     Basically, they played very well, but they had bad luck.
®     They argue that the crisis is due the shortage of supply of the material. In addition, the crisis is also caused by people’s ditrust towards the government.
®     Mereka sebetulnya hebat, tetapi belum beruntung
®     Menurut mereka, masih belum saatnya mengembangkan nuklir untuk tenaga listrik. Di samping itu, sumber minyak dan batubara masih mencukupi kebutuhan tenaga listrik.

Dari contoh-contoh di atas, dapat dijelaskan bahwa basically, in addition, dan di samping itu adalah konjungsi internal, karena konjungsi ini menghubungkan argumen atau pendapat dengan argumen atau pendapat sebelumnya. Sementara itu, but dan tetapi adalah konjungsi eksternal, karena keduanya menghubungkan kejadian dan deskripsi kualitas.
Baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia terdapat konjungsi eksternal yang hampir sama. Konjungsi ekternal mempunyai empat kategori makna, yaitu addition (penambahan), comparison (perbandingan), time (waktu), dan consequence (sebab-akibat).
Tabel 4.1
Konjungsi Eksternal dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia

Konjungsi Eksternal
Contoh di dalam Bahasa Inggris
Contoh di dalam Bahasa Indonesia
Addition
and, as well as, or
dan, atau
Comparison
but, while, whereas
tetapi, sementara
Time
after, before, since, when, as
setelah, sebelum, sesudah, sejak, ketika
Consequence
so (that), because, since, for, if, although, eventhough
sehingga, karena, sebab, jika, walaupun, meskipun

Sementara itu, konjungsi internal juga dapat dibagi ke dalam empat kategori makna, yaitu addition (penambahan), comparison (perbandingan), time (waktu), dan consequence (sebab-akibat).



Tabel 4.2
Konjungsi Internal dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
Kategori Konjungsi Internal
Contoh di dalam Bahasa Inggris
Contoh di dalam Bahasa Indonesia
Addition
in addition
furthermore
moreover
besides
selain itu
di samping itu
lebih lanjut
Comparison
however
meanwhile
on the other hand
but
yet
nevertheless
in contrast
akan tetapi
sebaliknya
sementara itu
di sisi lain
Time
first, second, third
firstly, secondly, thirdly .... finally
next, then
pertama, kedua,....
kemudian,
selanjutnya
berikutnya
Consequence
therefore
hence
as a result
as a consequence
consequently
thus
akibatnya
sebagai akibat
jadi
hasilnya


Konjungsi internal lebih sering digunakan pada teks bergenre eksposisi, diskusi atau eksplorasi. Hal itu terjadi karena ketiga genre tersebut secara utuh merupakan ekspresi pengungkapan gagasan dengan argumentasi. Sementara itu, konjungsi eksternal banyak digunakan pada genre laporan, deskripsi, eksplanasi, rekon, dan prosedur. Hal ini terjadi karena kelima genre itu merupakan pengungkapan deskripsi kejadian dan kualitas.



Nb: Catatan pribadi dan googling.
By : Priscilla Putri Elizabeth

3 komentar: