Senin, 21 Januari 2013

Mengkaji Puisi Lelah Karya Remy Sylado - Pendekatan Pragmatik



Lelah Karya Remy Sylado


Abstrak
                               
            Remy Sylado adalah sastrawan Indonesia yang hebat dan terkenal. banyak karya sastra seperti puisi yang sudah diciptakan, yang terkenal adalah puisi Mbeling. Selain itu Remy Sylado juga banyak menciptakan karya sastra lainnya seperti cerpen. Puisi Lelah karya sang sastrawan Indonesia ini yaitu Remy Sylado diambil dari kumpulan puisi-puisi yang telah diciptakannya, seperti puisi Mbeling, Percakapan, dan masih banyak lagi. Puisi lelah karya Remy Sylado ini mengandung unsur-unsur puisi seperti diksi atau gaya bahasa, ritme, rima, dan masih banyak lagi lainnya. Unsur-unsur yang terkandung dalam puisi Lelah dapat dikaji dengan Pendekatan Pragmatik. Puisi Lelah karya Remy Sylado ini mempunyai makna yang menggambarkan seseorang yang sedang merasa lelah dengan keadaan yang mengharuskan dia mencari seseorang, tapi disamping dengan kelelahannya mencari seseorang dia tidak menyerah. Dia tetap ingin terus berusaha mencari seseorang yang menjadi pujaan hatinya.










Kata kunci : Puisi Lelah karya Remy Sylado mempunyai makna yang menggambarkan seseorang yang sedang merasa lelah, tapi dia tidak menyerah.

1.      Pendahuluan
                         
            Bernama asli Jubal Anak Perang atau disingkat Japi Tambayong. Remy Sylado adalah seniman komplit. Ia menulis puisi, novel, drama, esai. Ia juga berkecimpung dalam seni musik, seni rupa, dan terutama seni teater. Selain itu, ia juga sering tampil dalam sinetron-sinetron Indonesia. Sesuatu yang khas dari Remy Sylado adalah ia menyenangi warna putih. Ia sering tampil dengan pakaian serba putih, bahkan sepatu, ikat pinggang, topi, dan mobilnya pun berwarna putih.
            Namanya biasa juga ditulis dengan angka 23761. Angka itu diambilnya dari chord pertama lirik lagu All My Loving karya The Beatles. Angka tersebut juga dibuat berdasarkan pengalamannya pada tanggal 23 bulan 7 tahun 1961, saat ia pertama kali ia mencium wanita. Angka itu kemudian dipakai pula untuk kelompok teater yang ia bentuk di Bandung ‘Dapur Teater 23761’.
            Memuali kariernya sebagai wartawan majalah Tempo, sebelum menjadi redaktur harian Tempo, Semarang (1965) dan redaktur Aktuil (1970-1975). Seiring kesibukannya di majalah Aktuil, ia mengajar di Akademi Sinematografi Bandung (1971) untuk mata kuliah estetika, make-up, dan dramaturgi. Menguasai bahasa Arab, Ibrani, Mandarin, dan Yunani di Seminari Theologia Baptis, Semarang. Pernah menjadi Ketua Teater Yayasan Pusat Kebudayaan Bandung (1977). Dikenal juga sebagai seorang musisi. Lagu-lagu karyanya bercorak folk, rock, country dan dixie yang memang berbeda dengan musik pop Indonesiaumumnya. Sampai awal 1985, Remy telah menghasilkan 13 album kaset. Tidak semua lagu ia nyanyikan sendiri, beberapa di antaranya dibawakan oleh penyanyi lain. Ia juga dikenal sabagai pelukis dan sering ikut pameran bersama. 
            Pelopor ‘puisi mbeling’ (puisi yang sifatnya memprotes tetapi melalui pengungkapan yang sederhana, lucu dan penuh sindiran) ini juga dikenal sebagai seorang penulis. Sejak tahun 1970-an, Remy telah menghasilkan 50-an novel, 20 diantaranya novel anak-anak dan 30-an naskah drama.   
                      
2.      Teori Pendekatan Pragmatik
            Secara umum pendekatan pragmatik adalah pendekatan kritik sastra yang ingin memperlihatkan kesan dan penerimaan pembaca terhadap karya sastra dalam zaman ataupun sepanjang zaman.
            Definisi lain mengatakan bahwa pendekatan pragmatik adalah pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya terhadap peranan pembaca dalam menerima, memahami, dan menghayati karya sastra. Pembaca memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan sebuah karya merupakan karya sastra atau bukan. Horatius dalam art poetica menyatakan bahwa tujuan penyair ialah berguna atau memberi nikmat, ataupun sekaligus memberikan manfaat dalam kehidupan. Dari pendapat inilah dimulai pendekatan pragmatik. (Dikutip dari Wahyudi Siswanto, 2008: 181-191).
            Pendekatan Pragmatik memberikan perhatian utama terhadap perananan pembaca, dalam kaitannya dengan salah satu teori modern yang paling pesat perkembangannya, yaitu teori resepsi, pendekatan Pragmatik dipertentangkan dengan pendekatan ekspresif. Subjek pragmatik dan subjek ekspresif sebagai pembaca dan pengarang berbagai objek yang sama, yaitu karya sastra. Perbedaanya, pengarang merupakan subjek pencipta, tetapi secara terus-menerus, fungsi-fungsinya dihilangkan, bahkan pada gilirannya pengarang dimatikan. Sebaliknya, pembaca yang sama sekali tidak tahu-menahu tentang proses kreativitas diberikan tugas utama bahkan dianggap sebagai penulis.

3.      Pembahasan Analisis Puisi Lelah Karya Remy Sylado dengan Pendekatan Pragmatik
Dibawah ini adalah puisi karya Remy Sylado yang akan dianalisi dengan menggunakan pendekatan Pragmatik.
               
Lelah

Lelah
Usai sudah

Hanya angin tertiup hempaskan gelisah
Kurindu hangat alam di puncak Rinjani

Pasrah
Menyerahlah setiap yang ingin kalah
Tapi aku?

Ingin kembali mencium lembut Dewi Anjani
Dan aku tidak akan menyerah
Walau lelah menghampiri sudah

Dilihat dari segi diksi dalam puisi lelah karya Remy Sylado, penggunaan kata atau gaya bahasa dalam puisi Lelah cukup mudah dipahami, serta pemilihan kata yang seperti ini dapat mendukung suasana yang mengharukan. Pemilihan kata lelah, pasrah, dan sebagainya masih mudah dipahami oleh pembaca puisi tersebut. Ini dibuktikan dengan bait pada puisi tersebut, yaitu  Lelah Usai sudah dan Pasrah Menyerahlah setiap yang ingin kalah.
Ditinjau dari segi citraan yang diperlihatkan pada puisi Lelah karya Remy Sylado ini menggunakan cirtaan perasaan yang dituangkan penyairnya, dan pembaca pun ikut merasakan citraan perasaan tersebut. Bila dilihat dalam puisi, citraan perasaan ditunjukkan pada bait Kurindu hangat alam di puncak Rinjani dan pada bait Dan aku tidak akan menyerah Walau lelah menghampiri sudah. Citraan yang ditunjukkan dalam puisi Lelah ini juga citraan yang dirasakan oleh indera peraba manusia, ini dibuktikan pada bait puisi yang berbunyi Hanya angin tertiup hempaskan gelisah.
Pada puisi Lelah karya Remy Sylado ini menunjukkan adanya suatu pelambangan yang dikatakan. Pelambangan ini menunjukkan sosok yang sangat dicari dan dirindukannya. Sosok ini dikemukakan sosok perempuan yang dia sebut sebagai Dewi Anjani yang berada di puncak Rinjani. Ini dibuktikan dalam puisi Lelah pada bait Kurindu hangat alam di puncak Rinjani dan pada bait Ingin kembali mencium lembut Dewi Anjani.
Dilihat dari sudut pandang pembaca sebagai pembaca puisi Lelah karya Remy Sylado, puisi ini mempunyai makna yang menarik, yaitu adalah puncak perasaan lelah seseorang pada suatu keadaan yang harus diterimanya. Lelah telah menghampiri hidupnya, perasaan sepi dan gelisah yang hanya menemani hidupnya. Dia juga merasakan rindu yang dalam terhadap sesuatu. Disamping perasaan lelah yang sedang menerpanya, tetapi rasa berjuang untuk tetap bersemangat masih dimilikinya. Walau lelah tapi tidak menyerah.

4
           



By : Priscilla Putri Elizabeth

2 komentar:

  1. thanks alot sisstt' postingnya membantu aku bangetttttt ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. You're welcome, sista. Semoga bermanfaat ya :)

      Hapus